Kelompok A14

Terobosan Baru Pemanfaatan Susu Segar untuk Meningkatkan Nilai Jual sebagai Bahan Baku Tahu Susu

Jumat, 16 Mei 2014

kenaikan harga kedelai

Aksi itu didukung pula oleh ratusan pengrajin tempe Surabaya, yang tergabung dalam Gabungan Asosiasi Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Gakoptindo) Surabaya.   Mereka serentak menghentikan produksi, sebagai aksi protes kepada pemerintah, yang dinilai gagal mengendalikan harga tahu-tempe sebagai lauk mayoritas rakyat kecil Indonesia.   Ketua Primkopti Bangkit Usaha Sanan, Chairul Anwar, yang ditemui Senin (9/9) pagi mengaku, tidak bisa mencegah aksi mogok bersar-besaran itu. “Solusinya, pemerintah harus secepatnya mengendalikan harga kedelai impor,” katanya.   Minggu (8/9) malam katanya, sudah ada sekitar 62 pengrajin tempe dan 29 pengrajin tahu yang menyatakan istirahat produksi guna ikut mendesak pemerintah melakukan regulasi, sehingga harga kedelai kembali normal. “Sekitar 15 ton produk tahu tempe dari UKM di Kota Malang dipastikan menghilang dari pasaran selama aksi protes ini berlangsung,” ujar Chairul Anwar. Baik Khoiri, Mujiono, maupun Hj Mudrikah mengkhawatirkan, konsumen akan melupakan makahan kah Kota Malang, keripik tempe jika harga bahan baku kedelai untuk pembuatan tempe dan tahu serta bahan baku pendukung usaha keripik tempe lainnya, tidak segera dikendalikan.  Pengrajin tahu dan tempe Sidoarjo juga sepakat menghentikan produksinya mulai hari ini. Menurut Ahmad Hidayat (45), pengrajin tempe yang sebelumnya memproduksi rata-rata 200-300 kg tempe, sejak beberapa waktu lalu sudah menurunkan volume produksinya hingga tinggal 50 kg. “Mulai hari ini nol, kami mendukung aksi mogok selama tiga hari,” katanya.  Menurut Sukari, Ketua Primkopti Karya Mulya dari Kelurahan Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, yang banyak memasok kebutuhan tahe-tempe warga Surabaya, memastikan mayoritas dari 276 anggota ikut mogok produksi selama tiga hari.   “Bahkan Gabungan Asosiasi Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Gakoptindo) Surabaya sudah memastikan mogok produksi,” ujar Sukari.   Kepala Pasar Tradisional Wonokromo, Surabaya, Irul yang dikonfirmasi tadi pagi juga mengakui, aksi massal pengrajin tempe tahu itu terbukti hari ini tidak ada seorang pun berjualan komoditas tersebut. “Yang kasihan penjual gorengan, mereka ya terpaksa ikut libur,” ujar Irul ikut prihatin. 

Sumber: http://www.suarapembaruan.com/home/pengrajin-tempe-dan-tahu-di-jatim-mogok/41493 Diakses pada tanggal 16 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar